Mengapa audio perlu di-mastering?
Audio perlu dimastering karena agar audio itu
menghasilkan tingkat Loudness (kekerasan suara), ekualisasi, harmoni, stereo
image mirip dengan hasil rekaman profesional (seperti yang adala pada audio di
CD komersil)
- Bagaimana cara me-mastering audio?
- Bagaimana langkah – langkah mastering audio?
- Equalization (linear and linear phase).
- Compression (full frequency and multiband).
- Digital limiting.
- Dither.
- Harmonic simulation (tube or tape emulation).
- Noise shaping.
- Stereo-field enhancement.
- Editing.
Pada saat me-mastering lagu sebaiknya lagu hasil mixing (seperti adobe auditions) di MIXDOWN / RENDER dari DAWterlebih dahulu ke format minimal WAV dengan sample rate
48KHz 24bit dengan level Volume antara -6 dB sampai -3 dB. Level ini digunakan agar hasil mixdown lagu kita memiliki
dymanic Range yang besar, ,jadi lagu tersebut pada saat di mastering tidak
terkesan Over,
Berapa besar level
audio saat mastering?
Nah setelah mengalami proses pengeditan seperti EQ,
compressor, Limit, dll pada saat akhir proses mastering , kita harus menentukan
berapa besar level audio/tingkat kekerasan master audio tersebut.Tingkat kekerasan audio setiap audio ini beda-beda
tergantung genre musik yang dimaster… cara mudah menentukan ini yaitu kita
mengguakan lagu reverensi dengan genre musik yang mirip dengan musik yang kita
kerjakan, atau dengan mengikuti tabel standari DR yang telah ada.
Beberapa Tips dalam me-mastering lagu...
Tips mastering 1: Perkaya telinga dengan mendengarkan CD-CD referensi ORIGINAL.
Tentukan
genre musik dari lagu yang akan anda mastering, kemudian pinjam (jika anda
keberatan membeli album band yang tidak sukai) beberapa cd album dari artis –
artis besar di genre tersebut dan dengarkan lagu-lagu mereka (NOTE: referensi
sebaiknya dari cd audio dan bukan mp3). Hal ini biasa saya lakukan untuk
membiasakan telinga saya dengan sound dari lagu-lagu di genre tersebut, karena
bagaimanapun setiap genre musik memiliki ciri khas sound yang dihasilkan
terutama dari settingan eq dan power RMS. “Ritual” mendengarkan cd lagu lainpun
biasanya saya lakukan disela sela proses mastering untuk mengistirahatkan dan
merefresh telinga karena ketika anda melakukan mastering, tentunya lagu yang
anda mastering tersebut anda dengar berulang-ulang kali.
Jadilah audio engineer yang lincah :), yang tidak terpaku duduk ditengah
speaker monitor. Pada saat mendengarkan lagu yan sedang anda mastering,
terkadang anda harus bergeser sedikit ke kiri, sedikit ke kanan, berdiri dan
mundur kebelakang untuk mendengarkan sound dari lagu yang sedang anda mastering
dari berbagai posisi (bahkan saya biasanya sedikit menaikan volume lagu yang
saya mastering kemudian membuka pintu studio dan mendengarkan lagu yang saya
mastering tersebut dari ruangan sebelah). Hal tersebut dikarenakan speaker
monitor studio merupakan speaker yang telah diset terfokus ke telinga engineer
yang pada umumnya duduk di tengah speaker-speaker tersebut, sementara anda
sebagai engineer harus membuat lagu yang sedang anda mastering tetap terdengar
“baik” dari posisi manapun orang lain akan mendengarnya.
Tips mastering 3: Dengarkan lagu yang sedang anda mastering pada mode mono
Terkadang (biasanya secara tidak sengaja) orang lain mendengarkan lagu anda
pada mode ini, entah karena salah satu speaker dari sound system mereka
bermasalah, ataupun mereka mendengarkan lagu dari tape deck kakek mereka :).
Atau, jika anda mendaftarkan lagu yang anda mastering untuk RBT yang dapat
didownload oleh orang lain-pun, umumnya para content provider meminta lagu anda
dengan durasi 30 detik dan pada mode mono.
Pada saat anda mendengarkan lagu yang sedang anda mastering pada mode mono,
jelas anda tidak akan dapat mendengarkan lagu tersebut dengan sound yang bagus,
namun konsep utamanya adalah : membuat hasil mastering audio lagu yang meskipun
didengarkan pada mode mono, tidak terlalu terdengar “berantakan”. Untuk
melakukan proses “mono checking” ini, saya biasanya menggunakan software
Izotope Ozone. Pada software tersebut, anda dapat menemukan konfigurasi mono
dibagian Multiband Stereo Imaging kemudian mencentang bagian Show Channel Ops.
Tips mastering 4: Dengarkan hasil mastering audio lagu anda pada level
volume berbeda
Dengarkan lagu yang anda mastering pada volume normal, namun secara berkala
dengarkan lagu tersebut pada volume yang keras, sangat keras, pelan dan sangat
pelan untuk mengetahui bagaimana sound dari lagu tersebut ketika orang lain
mendengarkannya dengan level volume yang pastinya sangat beragam.
Tips mastering 5: Dengarkan di sound system dan speaker yang berbeda
Buatlah
beberapa versi dari hasil mastering anda, kemudian burn kedalam CD audio dan
dengarkan hasilnya pada stereo system di rumah, kantor, laptop ataupun di
mobil. Tidak usah terlalu terobsesi untuk mencari detail perbedaan secara
spesifik, tapi hanya sebagai gambaran hasil mastering anda jika di dengarkan di
tempat lain.
Tips mastering 6: Dengarkan lagi besok pagi
Ketika
anda telah merasa puas dengan hasil mastering audio yang anda lakukan pada lagu
anda (ataupun kebalikannya, merasa frustasi karena tidak mendapatkan hasil yang
anda inginkan), matikan lagu tersebut kemudian tidur dan dengarkan kembali
hasil mastering audio anda pada keesokan paginya. Hal ini selalu saya lakukan
dan terbukti telah dapat membuat saya menemukan kesalahan-kesalahan yang saya
lakukan pada saat mastering sehari sebelumnya. Bahkan pada proyek-proyek
tertentu yang tidak memiliki deadline yang mendesak, saya mematikan hasil
mastering lagu tersebut untuk mendengarkannya kembali 2- 3 hari kemudian agar
telinga saya bener-benar telah ter-refresh.
Tips tambahan untuk mastering audio lagu :
Jika
proyek lagu yang sedang anda kerjakan adalah proyek dimana anda adalah musisi,
arranger ataupun mixing engineer, bahkan merangkap produsernya, sebisa mungkin
serahkan proses mastering ini pada audio engineer lain. Atau paling tidak,
mintalah audio engineer lain melakukan proses mastering lagu anda sebagai
perbandingan dengan hasil mastering anda sendiri. Hal ini disebabkan karena
bagaimanapun sebagai orang yang telah terlibat diproses pembuatan lagu, anda
terlalu “dekat” secara emosional dengan lagu anda tersebut, sehingga sulit
untuk dapat mendengarkannya secara objektif . Dan pada posisi tidak objektif
ini anda bisa saja terjebak pada kesalahan-kesalahan mendasar, seperti misalnya
terlalu banyak memberikan extra treatment pada suara-suara yang sebenarnya
tidak akan terlalu didengarkan oleh orang lain, ataupun kebalikannya, anda
tidak terlalu mengekspos suara-suara yang sebenarnya terdengar jelas atau ingin
didengar oleh orang lain.
Materi pembuatan master lainya : E-BOOK DOWNLOAD DISINI
ADOBE AUDITION 1.5
Contoh audio hasil editan di adobe audition.format WAVE standar audio preofesional
1. BELUM DIMASTER (download disini)
2. SUDAH DUMASTER (download disini)