Perangkat hiburan berupa home theater
mungkin bagi kebanyakan orang sudah menikmati dan dapat menilai kualitasnya.
Menikmati film ataupun musik dengan kualitas setara dengan yang ada di gedung
bioskop, mampu memberikan suatu nilai kepuasan tersendiri. Namun, jika hal itu
dinikmati dalam mobil, akan lain lagi ceritanya.
Diawali
tahun 1983 Zed audio merupakan perusahaan pertama kali yang membuat penguat
mobil 200 watt per kanal. Speaker pertama kali digunakan dari home audio yang
ada dalam pasaran professional diinstall
sederhana pada kendaraan. Bagaimanapun, ini tidak cocok untuk temperatur ekstrim dan getaran yang normal suatu mobil. Pengarah dimodifikasi dan dikembangkan untuk mengatasi
faktor ini.
Persaingan car audio dimulai sejak
awal tahun 1980 setelah ditemukan instalasi yang paling keras. Misal tahun 1985
Wayne Harris terkenal memodifikasi Cadillac Hearse 3 fitur subwoofer 24 inchi
sebaik seperti 8 subwoofer 12 inchi. Awalnya sedikit pertimbangan diberikan untuk
kualitas suara, namun pada awal tahun 1990 beberapa organisasi termasuk di
dalamnya IASCA, mengawali persaingan car audio difokuskan pada kualitas suara.
Terdapat dua gaya SPL dibandingkan kualitas suara, satu sama lain hamper
menjadi ekslusif. Persaingan dalam hal kenyaringan dikenal sebagai dB drag racing. Sekarang MEASQ
mengantarkan persaingan kualitas suara secara nasional di Australia.
Keberhasilan home theater sebagai
hiburan rumah telah mengimbas pada dunia modifikasi mobil, dalam hal ini sistem
audio dan video mobil sehingga mencuatlah sebuah tren yang bernama car theatre
atau car audio video atau kadang disebut juga in car entertainment. Konsepnya,
tentu berbeda dengan sistem audio dan video biasa, meski kualitas suara serta
display gambar sama-sama diaplikasi. Perbedaan yang paling mendasar adalah
dengan hadirnya speaker khusus yang disebut center channel speaker untuk
ditempatkan di bagian depan tengah yang memang tidak dipakai dalam tatanan SQ
(sound quality) dan SPL (sound pressure level). Dalam sebuah sistem car audio
video yang dicari adalah suatu suara yang bisa menghasilkan berbagai efek
suara, seperti staging (efek panggung), maging, surround, ambience, serta
akurasi suara yang baik. Sistem surround termasuk salah satu yang paling
dititik beratkan, di mana dewasa ini dikenal beberapa sistem
surround, di antaranya Dolby Digital,
THX, DTS 5.1, serta yang tercanggih DTSES. Surround DTS 5.1 merupakan yang
paling banyak dipakai saat ini. Tak beda dengan sistem home theater DTS 5.1
merupakan sistem surround dengan output berbeda-beda untuk setiap kanalnya.
Jadi terdapat 5 kanal keluaran yang berbeda. Surround DTS 5.1 sendiri
dihasilkan oleh sebuah processor DTS 5.1 yang terdapat pada main unit DVDDTS.
Contohnya, Pioneer AVH P7550 DVD dan Clarion VRX935 DVD, yang merupakan main
unit berupa indash TV monitor dengan dilengkapi processor DTS 5.1 berikut
kelengkapan player DVD, VCD, MP3, CD-RW, CD, dan radio. Jika main unit bukan
sebuah DVD DTS, keluarannya akan memakai Dolby Digital atau Virtual Surround
5.1. Namun, menurut Erwin Kosasih dari rumah audio Radius Mobile Works Bandung,
jika main unit berupa DVD biasa yang berarti belum memiliki format dts, sebuah
processor DTS 5.1 bisa dicangkokkan untuk menghasilkan surround DTS 5.1
tersebut.
Kebutuhan sebuah sistem car theatre meliputi:
·
sebuah main unit DVD
·
satu set speaker depan yang terdiri
dari mid bass 6 inci dan sepasang tweeter
·
satu set speaker belakang coaxial (sesumbu)
atau terpisah, berukuran 5 atau 6 inci.
·
satu unit centre channel
·
satu atau dua unit subwoofer
·
satu atau dua unit power amplifier
yang sudah mendukung sistem surround DTS 5.1
·
beberapa TV monitor.
Dan yang paling penting tentu
pemasangan dan penempatan dari perangkat-perangkat tersebut, karena berbeda
dengan penempatan untuk sistem SQ dan SPL. Centre channel bisa ditempatkan di
atas dashboard atau di atas TV monitor. Dan untuk speaker depan bisa dipasang
pada panel pintu bagian paling depan atas. Sementara untuk speaker belakang,
sudut paling atas di bagian mobil bisa jadi pilihan.
Khusus untuk subwoofer, bagian depan
kabin mobil merupakan tempat yang paling ideal. Namun, sehubungan dengan
penempatan di bagian tersebut cukup menyulitkan, maka menempatkan subwoofer di
bagian belakang mobil kerap menjadi pilihan yang sulit untuk ditolak lagi. Pemasangan
benar menjadi keutamaan agar subwoofer di belakang tidak menjadi masalah.
Penggunaan TV monitor, hendaknya cukup
dipakai beberapa saja disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula dengan
pemakaian power amplifier dan subwoofer. Cukup masing-masing satu unit. Asalkan
sanggup mendukung dan memenuhi kebutuhan, efisiensi ruang mobil akan lebih
mudah diwujudkan. Selain itu, dalam segi pemeliharaan, jumlah perangkat yang
lebih sedikit tentu perawatannya akan lebih efektif.